b9XScSiP5uprs4OZDaq3ViZP3v7bKOTFGF0XWHYM
Bookmark

Orang Kesepian Lebih Sering Ganti Status Facebook



Punya teman yang mengganti status Facebook hampir tiap dua menit sekali?

Para ilmuwan kini menemukan alasan di balik seseorang yang teramat sering mengganti status Facebook mereka. Orang yang lebih sering mengganti status Facebook merasa tidak terlalu kesepian, meskipun status itu tidak ada yang mengomentari.

“Ide penelitian ini kami dapat saat berbagi kisah mengenai apa yang para sahabat kami tulis di Facebook saat kami sedang bersantai,” kata peneliti psikologi, Fenne Grobe Deters, dari Universitat Berlin, kepada LiveScience melalui sebuah email.

“Kami rasa akan menarik untuk meneliti bentuk komunikasi baru ini secara empiris.”

Fenne dan rekannya merekrut sekitar 100 mahasiswa di University of Arizona yang semuanya adalah pengguna Facebook. Semua peserta mengisi survei awal untuk mengukur tingkat kesepian, kebahagiaan, dan depresi mereka.

Mereka juga memberikan akses profil Facebook mereka kepada para penelitinya dengan berteman dengan tiruan pengguna yang dibuat untuk eksperimen tersebut.

Mahasiswa tersebut dikirimi sebuah analisis rata-rata status mingguan mereka. Beberapa peserta juga diminta untuk mengganti status mereka lebih banyak dibandingkan biasanya selama satu pekan ke depan. Selama pekan itu, semua peserta menjawab kuisioner online di pengujung hari mengenai suasana hati dan tingkat hubungan sosial mereka.

Tim ilmuwan menemukan, dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang tidak mengubah kebiasaan media sosial mereka, mereka yang sering menulis status merasa sedikit kesepian selama pekan itu.

Tingkat kebahagiaan dan depresi mereka tidak berubah, “menunjukan bahwa dampaknya berpengaruh terhadap tingkat kesepian,” seperti yang ditulis para penelitinya. Dan menurunnya tingkat kesepian dikaitkan dengan meningkatnya perasaan yang lebih terhubung secara sosial, yang menurut para ahlinya dianggap sebagai dampak positif dari mengganti status.

Menariknya, tim peneliti menemukan bahwa tingkat kesepian tidak bergantung pada apakah status tersebut meraih banyak komentar/Like dari teman Facebook mereka. Ada yang berasumsi bahwa kurangnya tanggapan terhadap status bisa dianggap sebagai bentuk penolakan, namun kegiatan menulis status itu sendiri membuat orang merasa lebih terhubung, seperti yang dikatakan para penelitinya.

Saat menuliskan status yang cerdas, para pengguna Facebook dalam hati sudah ingin perhatian. Dengan berpikir mengenai sahabat (atau setidaknya teman Facebook) mereka seperti sedang makan camilan sosial (social snacking).

“Sama seperti makanan ringan yang mengurangi rasa lapar untuk sementara sampai makan besar berikutnya, social snacking bisa membantu menutupi kurangnya interaksi sosial yang sebenarnya selama jangka waktu tertentu,” tulis para ilmuwannya dalam sebuah makalah yang dipublikasikan dalam jurnal “Social Psychological and Personality Science”.

Dengan jumlah pengguna satu miliar orang, kini Facebook telah menjadi fokus penelitian yang terus meningkat untuk menguak dampaknya terhadap sisi kehidupan sosial yang sebenarnya.
Posting Komentar

Posting Komentar