Orang-orang yang menderita insomnia mungkin akan berbondong-bondong mulai melakukan treadmill, jalan kaki, bahkan bermain golf atau tenis, sebab hasil penelitian yang diumumkan pada hari Senin menyatakan bahwa olahraga dapat membuat orang tidur lebih pulas.

Cukup dengan olahraga selama 10 menit sehari akan memberi perbedaan pada lama waktu tidur maupun tingkat kepulasan, demikian hasil penelitian dari lembaga nirlaba Yayasan Tidur Nasional.

"Kami membuktikan bahwa aktivitas olahraga berhubungan langsung dengan tidur," ujar Max Hirshkowitz, peneliti tentang tidur yang menangani jajak pendapat mengenai penelitian ini kepada wartawan.

"Kami juga menemukan bahwa tingkat olahraga mempengaruhi kualitas tidur, maka bila Anda banyak olahraga maka Anda akan tidur lebih pulas sedangkan mereka yang sama sekali tidak berolahraga akan menghadapi persoalan sulit tidur."

Penelitian sebelum ini menunjukkan pengaruh olahraga pada tidur seseorang, tetapi Hirshkowitz, guru besar pada Baylor College, memaparkan hasil yang lebih rinci mengenai hal itu melalui penelitian secara nasional di Amerika Serikat.

Orang-orang yang menyebut dirinya sebagai olahragawan menikmati tidur yang lebih nyenyak dibandingkan mereka yang sebaliknya tidak berolahraga, bahkan juga bila jumlah waktu tidurnya sama yaitu tujuh jam semalam.

Lebih dari 75 persen dari seribu orang telah diminta memberi jawaban melalui jajak pendapat via internet dan telepon, dan para olahragawan menggambarkan mereka tidur lebih nyenyak dari mereka yang tidak berolahraga.

Mereka yang sangat aktif dilaporkan sedikit saja mengalami masalah tidur dan banyak yang cepat jatuh tertidur ketika memejamkan mata pada malam hari, karena dipakai dengan baik pada siang hari.

Duduk terus menerus selama delapan jam juga kurang baik akibatnya untuk masalah tidur.

Hampir separuh warga AS dilaporkan mengalami insomnia kadang-kadang dan 22 persen mengalaminya karena stress, sakit, sedang dalam perawatan kesehatan.